Rabu, 23 November 2016

Tugas 4 Resensi Novel Salah Loe Sendiri



 Judul: Semua salah elo sendiri
Pengarang: Maria Amelia
Penerbit: SANDRO JAYA, Jakarta
Tahun terbit: 2014
Tebal buku: 128 halaman

Novel tersebut menceritakan penyesalan seorang gadis karena kegengsiaanya dan kebodohannya yang membuat laki-laki yang dicintainya mencintai wanita lain, yaitu sahabatnya sendiri. Siska mempunyai seorang sahabat laki-laki yang bernama Dimas, ia merupakan sahabatnya dari SMP, dimas adalah laki-laki yang tampan, cerdas dan juga teladan di SMA nya, namun dimas dari kalangan keluarga tidak mampu dan ia pun melanjutkan sekolah SMA karena mendapat Beasiswa. Pada saat pesta ulang tahun Siska, dimas pun diundang   tersebut, karena dimas adalah sahabatnya, dan Siska juga mengundang Sinta, yang tak lain adalah sahabatnya juga dibangku SMA. Pada saat pesta tersebut secara tak sengaja Dimas dan Sinta pun bertemu, mereka pun saling ngobrol dan mengenal satu sama lain, hingga muncul benih-benih cinta diantara keduanya, cinta pada pandangan pertama.
            Karena kedekatan antara Sinta dan Dimas, Siska pun merasa cemburu dan menyesal, ia berfikir mengapa bukan ia yang menjadi pacar Dimas, padahal Dimas dan Siska sudah saling mengenal dari bangku SMP dan mereka adalah seorang sahabat, namun Dimas hanya menganggap Siska sebagai saudaranya sendiri. Akibat dari kecemburuannya tersebut membuat Siska menjadi uring-uringan yang membuat orang tuanya kebingungan sendiri. Dimas pun berusaha memberikan pengertian kepada Siska, kalau Siska bukan anak kecil lagi, tetapi sudah SMA.
            Akhirnya Sinta dan Dimas pun pacaran, dan itu membuat hati Siska sakit dan ia menyesali kesalahannya sendiri, kalau saja dari semula dia mau mengungkapkan isi hatinya kepada Dimas tentu tak akan jadi begitu, dan ia pun pasrah atas kesalahan dan kegengsiannya tersebut dan mencoba memahami jika Dimas dan Sinta memang ditakdirkan untuk bersama.




        

Kamis, 17 November 2016

Essay: Kontribusiku untuk negeri






                                                Peran Mahasiswa dalam bidang Pertanian
Oleh: Sintia Devrianti

PENDAHULUAN
            Kondisi Pertanian di Indonesia, kini terasa cukup memperhatinkan. Di mana Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris (negara yang maju pertaniannya), sekarang malah mengimpor makanan pokoknya dari negara lain. Padahal sebenarnya rakyat dan bumi kita yang tercinta ini masih dapat memenuhi kebutuhan beras untuk makan kita sehari-hari. Bukan hanya beras tetapi hasil pertanian lain pun mengalami nasib yang demikian.
            Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi sumber daya alam yang besar dan beragam, bangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya bangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian di Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.
            Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat.


PERAN MAHASISWA UNTUK PERTANIAN DI INDONESIA
            Mahasiswa berasal dari dua kata yang digabungkan, yaitu Maha dan Siswa. Maha yang artinya tertinggi sedangkan siswa adalah bagian dari kaum pelajar. Jadi, mahasiswa adalah orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi dibandingkan yang lain sehingga masyarakat menganggapnya orang yang mampu menyampaikan aspirasi suara hatinya. Mahasiswa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari negara ini karena peran pentingnya yang begitu besar terhadap majunya sebuah peradaban yang sedang dibangun oleh bangsa ini. Kini mahasiswa sangat pasif dan tidak peka dengan isu-isu terkini. Mahasiswa sekarang kebanyakan memiliki sifat egois yang tinggi sehingga isu-isu terkini tak dihiraukan. Mahasiswa tak lagi mendengarkan suara rakyat yang menderita karena kebijakan pemerintah. Banyak mahasiswa sekarang yang mementingkan nilai (IPK) dan berbagai aktivitas akademik. Baginya IPK sangat penting karena untuk kepentingan mencari kerja sehingga melupakan fungsi dan peran mahasiswa itu sendiri. Jika ini terus terjadi maka yang dikhawatirkan pemerintah dapat leluasa membuat kebijakan yang membelitkan petani sehingga petani sebagai objek menderita. Pemerintah menjadi sewenang-wenang dalam mengambil keputusan dan bersifat diktator yang selalu tak mendengarkan suara hati rakyat. Inilah yang dikhawatirkan selama ini oleh berbagai kalangan, adanya transformasi peran mahasiswa.
            Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia, artinya pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian. Pertanian juga memiliki peran nyata sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor. Oleh karena itu perlu diadakannya pembangunan di dalam sektor pertanian sehingga dapat bersaing di pasar  dalam negeri maupun di luar negeri. Ketidaksadaran akan kekayaan alam yang dimiliki terutama kekayaan potensi pertanian disebabkan oleh salahnya pemahaman akan pertanian itu sendiri. Pertanian hanya diartikan sebagai aktivitas menanam padi dan sayuran di pedesaan. Semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi dari bidang pertanian. Sehingga semua potensi yang dimiliki tidak hanya persawahan dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia.  Jadi bisa disimpulkan bahwa pertanian harus diartikan seluas-luasnya yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan pangan, sandang dan papan. Dengan adanya usaha pembangunan pertanian, muncul pula masalah-masalah yang akan memperlambat laju perkembangan pertanian di Indonesia. Masalah tersebut muncul mulai dari kerusakan alam yang diakibatkan oleh pelaku produksi dan konsumen pertanian hingga minimnya pendidikan petani. Hal tersebut disebabkan oleh pola hidup yang berubah dari petani itu sendiri, missal minimnya pengetahuan akan pemanfaatan dan pengembangan pertanian modern, politik pertanian serta mulai hilangnya nilai budaya dan semangat yang dimiliki oleh petani.
            Melihat kondisi pertanian yang tidak terbesit pun bayangan dipikiran kita bahwa pertanian akan memberikan dampak positif bagi bangsa ini dan semakin berkurangnya generasi muda pertanian yang secara hati menambatkan cintanya untuk bidang ini, maka tidak ada lagi generasi yang secara kapasitas intelektual mumpuni dan bisa memberikan perubahan yang signifikan terhadap pertanian kecuali mahasiswa pertanian. Mengapa harus mahasiswa pertanian? Karena pada hakekatnya mahasiswa tidak lagi mendapatkan ilmu akan tetapi mahasiswa harus menemukan ilmu. Spesifikasi berwawasan global, itulah yang dibutuhkan oleh mahasiswa Indonesia. Tentunya mahasiswa yang bergelut di bidang ilmu pertanian sudah menjadi sebuah idealismenya untuk membangun pertanian. Peningkatan pendidikan juga dapat dilakukan oleh mahasiswa pertanian untuk kalangan yang berkecukupan, penyaluran ilmu yang dimiliki mahasiswa pertanian dapat diperdayakan dari beberapa kegiatan seperti menjadi seorang asisten dosen, asisten praktikum, atau pengajar di bimbingan belajar. Upaya lain yang juga dapat dilakukan oleh seorang mahasiswa pertanian adalah mencoba membuat varietas-varietas unggul yang dapat meningkatkan output pertanian Indonesia. Peningkatan perekonomian diharapkan dapat mengurangi biaya kebutuhan pokok masyarakat Indonesia tidak lagi dihantui dengan mahalnya harga kebutuhan pokok seperti beras, cabe, gula, minyak goreng dan lain sebagainya. Semua tindakan yang dilakukan untuk memajukan pendidikan Indonesia akan berbuah manis jika semua pihak ikut berpartisipasi.
            Selaku mahasiswa maka sepatutnyalah kita dapat memberikan sebuah kontribusi terhadap perubahan bangsa ini. Mengingat peran dan fungsi mahasiswa yang telah dijabarkan secara indah tidak bisa di tunda apalagi sampai ditinggalkan, kenapa kita harus memberikan kontribusi kepada negara ini? Karena kita lahir dari tanah air ini, kita besar oleh tanah air dan kita mati pun di tanah air ini. Banyak mahasiswa pertanian yang bertanya tentang apa yang bisa mereka berikan sebagai tanda kontribusinya kepada negara ini maka sangat ironis sekali bahwasannya insan-insan cendikia berintelektualitas tinggi di bidang pertanian tidak mengetahui peran dan kontribusi apa yang akan diberikan untuk kemajuan pertanian. Kontribusi mahasiswa khususnya mahasiswa pertanian sering dipersepsikan dan hanya terbatas bahwa kontribusi yang bisa dilakukan hanya melalui aksi-aksi demonstrasi mengkritisi kebijakan pertanian yang cenderung merugikan petani. Padahal kontribusi-kontribusi lain yang dapat diberikan oleh seorang mahasiswa pertanian dengan kekayaan khasanah jiwa dan semangat pertaniannya sanngat banyak, misalnya melalui pendampingan petani dalam program bina desa pertanian, training-training yang dilakukan melalui kelembagaan mahasiswa di tingkat perguruan tinggi, kampanye pembangunan image pertanian dan lain sebagainya. Mahasiswa pertanian dituntut dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan pertanian yang sedang dihadapi bangsa dan negaranya dengan keluasaan ilmu dan intelektualitasnya.

                                                                       
      KESIMPULAN

            Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dan perekonomian dengan pertanian, harapannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan. Mahasiswa pertanian mempunyai peranan penting dalam memajukan pertanian di Indonesia dan harus berkontribusi untuk rakyat Indonesia.


  

                                                                   REFERENSI

Rabu, 12 Oktober 2016

Makalah Bahasa Indonesia (Pentingnya aspek menyimak dalam berbahasa)



MAKALAH BAHASA INDONESIA
                                      


                                          
Aspek Menyimak dalam Berbahasa
    Dosen Penggajar: Shinta Anggreany SP, M.Si

 Disusun oleh:
 Nama: SINTIA DEVRIANTI
 NIM:  D1B016060




 FAKULTAS PERTANIAN
 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2016

 KATA PENGANTAR
                                                    
 Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahnya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “BAHASA INDONESIA”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia diprogram studi Agribisnis Fakultas Pertanian di Universitas Jambi. Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Mendalo, Oktober  2016
                   Penulis                 










                                                                                               
     DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………...………………………3
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………...4
1.1  Latar Belakang………………………………………………………..…….4
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………….…………….4
1.3  Tujuan Penulisan……………………………………………….…………...5
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………….……….5
            2.1 Pengertian Menyimak………………………………………………………5
            2.2 Hakekat Menyimak sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa……………...6
            2.3 Tujuan Menyimak sebagai Aspek Berbahasa……………………………….7
            2.4 Hubungan antar Aspek Menyimak dengan Aspek Lainnya………………...10
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………………12
            3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….12
            3.2 Saran…………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..13





BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan memberikan pengetahuan kebahasaan agar murid mampu menguasai Bahasa Indonesia dengan sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan ini maka pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Dari keempat keterampilan berbahasa yang dikemukakan, hanya menyimak dan mendengar yang akan menjadi perhatian dalam makalah ini karena pada umumnya pengetahuan diperoleh melalui keterampilan menyimak dan mendengar.
Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai suatu bahasa.
Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai dengan menyimak rentetan bunyi yang didengarnya, belajar menirukan, kemudian mencoba untuk menerapkan dalam pembicaraan. Setelah masuk sekolah, anak tersebut belajar membaca dari mengenal huruf atau bunyi bahasa yang diperlihatkan oleh guru sampai pada mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kegiatan menirukan bunyi-bunyi bahasa tersebut. Pada situasi ini, anak sudah mulai menulis. Demikian seterusnya sampai anak bisa mengutarakan isi pikiran melalui bahasa lisan maupun bahasa tulisan, dan mampu memahami isi pikiran orang lain yang diungkapkan melalui bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang. Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Namun kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu memiliki perbedaan pengertian.

1.2    Rumusan Masalah
1.1  Pengertian menyimak dan mendengar
1.2  Hakekat menyimak
1.3  Tujuan menyimak
1.4  Perbedaan mendengar, mendengarkan dan menyimak


1.3    Tujuan Penulisan
Untuk menyelesaikan salah satu tugas dari dosen mata kuliah Bahasa Indonesia dan memahami pentingnya menyimak dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar.


                                                                         BAB 2
    PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menyimak  
Beberapa pengertian menyimak dari berbagai pendapat para ahli yaitu :
1. Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2. Anderson (dalam Tarigan 1994:28) Menyimak adalah proses besar mendegarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan 1994:28).
3.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menyimak (Mendengar,memperhatikan) mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran
4.      Russel, Menyimak bermakna memdengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. (Russell 1959)
5.      Akhadiah (dalam Sutari, dkk. 1998:19) ialah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Kemampuan menyimak dapat diartikan pula sebagai koordinasi komponen–komponen kemampuan baik kemampuan mempersepsi, menganalisis maupun menyintesis.




6.      Tarigan (1991:4) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.
7.      Underwood, Menyimak ialah kegiatan mendengar atau memperhatikan baik – baik apa yang diucapan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar.
8.      Sabarti, Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya
9.      Baver, Menyimak adalah kemampuan seseoarang untuk menyimpulkan makna suatu wacana lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi kata.
10.  Urbana,  Menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai kedalam pikiran.
11.  Djago Tarigan, Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. Menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha pemahaman. Pada peristiwa menyimak ada unsur kesengajaan, direncanakan dan disertai dengan penuh perhatian dan minat. 
12.  Menurut  Drs. Hanapi Natasasmita, Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak.

            Jadi, Kesimpulannya menyimak adalah suatu  proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.

2.2 Hakekat Menyimak Sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa
  Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan, Subyantoro dan Hartono (2003:1–2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan lagi.


Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Menyimak juga mempelancar keterampilan berbicara dan menulis. Semakin baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Menyimak bukan merupakan suatu proses yang pasif, melainkan suatu proses          
Menyimak bukan merupakan suatu proses yang pasif, melainkan suatu proses yang aktif dalam mengkonstruksikan suatu pesan dari suatu arus bunyi yang diketahui orang sebagai potensi-potensi fonologis, semantik, dan sintaksis suatu bahasa. Menyimak memiliki beberapa unsure dasar yang secara fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak, yaitu: pembicara sebagai sumber pesan, bahan simakan sebagai unsur konsep, dan bahasa lisan sebagai media. Keempat unsur tersebut sangat berpengaruh dalam kegiatan menyimak. Selain keempat unsur dasar tersebut, kualitas pelaksanaan kegiatan menyimak juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut adalah faktor fisik, psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, lingkungan, dan peranan dalam masyarakat.                                  

2.3 Tujuan Menyimak sebagai Aspek Berbahasa          
 Tujuan utama  dari menyimak yaitu Menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
1)      Mendapatkan Fakta
            Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
2)      Menganalisis Fakta
            Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.
3)      Mengevaluasi Fakta
            Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
a.       Benarkah fakta yang diajukan?
b.      Relevankah fakta yang diajukan?
c.       Akuratkah fakta yang disampaikan?
 Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima.
4)      Mendapatkan Inspirasi
            Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
5)      Menghibur Diri
            Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
6)      Meningkatkan Kemampuan Berbicara
            Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
a.       Cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
b.      Cara penyampaian bahan pembicaraan
c.       Cara memikat perhatian pendengar
d.      Cara mengarahkan perhatian pendengar
e.       Cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
f.       Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan.
      Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara.
Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain sebagai berikut :
  1. Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
  2. Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
  3. Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
  4. Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
  5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
  6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
  7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
  8. Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.
            Tarigan (dalam Sutari, dkk. 1997:117–118) mengemukakan beberapa alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik, yaitu:
a.       Pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah.
b.      Teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak belum banyak diungkapkan.
c.       Pemahaman terhadap apa dan bagaimana menyimak itu masih minim.
d.      Buku teks dan buku pegangan guru dalam pembelajaran menyimak sangat langka.
e.       Guru-guru bahasa Indonesia kurang berpengalaman dalam melaksanakan pengajaran menyimak.
f.       Bahan pengajaran menyimak sangat kurang.
g.      Guru-guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran menyimak.
h.      Jumlah murid per kelas terlalu besar.
           

2.4 Hubungan antar Aspek Menyimak dan Aspek Keterampilan Berbahasa
      1. Hubungan antara Menyimak dan Berbicara
             Menyimak dan berbicara merupakan dua kegiatan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam kegiatan sehari-hari menyimak (mendengarkan) dan berbicara berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Kedua kegiatan ini merupakan proses yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan sebuah media yang disebut bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama, hubungannya adalah:
1.      Keduanya meupakan kegiatan komunikasi tatap muka langsung dua arah.
2.      Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru.
3.      Kata-kata anak biasanya ditentukan oleh stimulant yang ditemui.
4.      Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa disekitarnya baik dirumah, sekolah  atau lingkungan masyarakat.
5.      Anak dapat memahami kalimat lebih panjang dan rumit dari pada kalimat yang diucapkannya.
6.      Meningkatkan menyimak berarti meningkatkan kualitas keterampilan berbicara.
7.      Ujaran anak baik dan benar bila terbiasa menyimak ujaran yang baik dan benar.
8.      Berbicara dengan alat peraga membantu penyimak menangkap informasi.

2. Hubungan antara Menyimak dan Membaca
1.      Keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi.
2.      Perbedaan keduanya, menyimak menerima informasi dari sumber lisan, membaca dari sumber tertulis.
3.      Keterampilan menyimak mempengaruhi keberhasilan membaca efektif.
4.      Pengajaran membaca disampaikan oleh guru secara lisan.
5.      Anak yang kesulitan membaca lebih banyak belajar dengan menyimak.
6.      Menyimak pemahaman lebih mudah diikuti oleh anak dari pada membaca pemahaman.
7.      Kosakata simak yang terbatas berkaitan dengan kesukaran membaca.
8.      Ada korelasi antara kosakata baca dan kosakata simak.
9.      Terdapat hubungan antara tujuan menyimak dan kegiatan membaca.

3. Hubungan antara Menyimak dan Menulis
1.      Bahan informasi yang digunakan dalam menulis didapatkan melalui kegiatan menyimak.
2.      Menyimak dapat menimbulkan kreatifitas menulis.
3.      Dengan melakukan kegiatan menyimak dengan baik maka seseorang akan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah penyimak dapat menulis dengan baik.
4.      Keterampilan menulis mendorong seseorang untuk menggunakan kaidah berfikir dalam kegiatan menyimak.




BAB 3
       PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Aspek menyimak merupakan aspek penting dalam berbahasa, karena antar satu aspek dengan aspek lainnya saling berhubungan, seperti menyimak dengan berbicara, menyimak dan membaca serta menyimak dengan menulis.
 Jadi, Kesimpulannya menyimak adalah suatu  proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.

3.2 Saran
Menyadari penulis masih jauh dari kata sempurna, hal ini dikarnakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas  dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

heriisusantoo.blogspot.com/2013/11/hakikat-menyimak-sebagai-aspek.html?=i
dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2014/05/aspek-keterampilan-dalam.htm;?m=i