MAKALAH BAHASA INDONESIA
Aspek Menyimak dalam
Berbahasa
Dosen Penggajar: Shinta Anggreany SP, M.Si
Disusun oleh:
Nama: SINTIA DEVRIANTI
NIM: D1B016060
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UNIVERSITAS
JAMBI 2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahnya terutama nikmat kesempatan
dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “BAHASA
INDONESIA”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidup.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia diprogram studi Agribisnis Fakultas Pertanian di Universitas Jambi.
Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Mendalo, Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………...………………………3
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………...4
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………..…….4
1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………….…………….4
1.3 Tujuan
Penulisan……………………………………………….…………...5
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………….……….5
2.1 Pengertian
Menyimak………………………………………………………5
2.2 Hakekat
Menyimak sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa……………...6
2.3 Tujuan
Menyimak sebagai Aspek Berbahasa……………………………….7
2.4 Hubungan antar
Aspek Menyimak dengan Aspek Lainnya………………...10
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………………12
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………….12
3.2
Saran…………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pelajaran Bahasa Indonesia
bertujuan memberikan pengetahuan kebahasaan agar murid mampu menguasai Bahasa
Indonesia dengan sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan ini maka pada dasarnya
ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai yaitu menyimak, berbicara,
membaca dan menulis.
Dari keempat keterampilan
berbahasa yang dikemukakan, hanya menyimak dan mendengar yang akan menjadi
perhatian dalam makalah ini karena pada umumnya pengetahuan diperoleh melalui
keterampilan menyimak dan mendengar.
Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan
berbahasa yang sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar
untuk menguasai suatu bahasa.
Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai dengan menyimak rentetan bunyi
yang didengarnya, belajar menirukan, kemudian mencoba untuk menerapkan dalam
pembicaraan. Setelah masuk sekolah, anak tersebut belajar membaca dari mengenal
huruf atau bunyi bahasa yang diperlihatkan oleh guru sampai pada mengucapkan
bunyi-bunyi bahasa atau kegiatan menirukan bunyi-bunyi bahasa tersebut. Pada
situasi ini, anak sudah mulai menulis. Demikian seterusnya sampai anak bisa
mengutarakan isi pikiran melalui bahasa lisan maupun bahasa tulisan, dan mampu
memahami isi pikiran orang lain yang diungkapkan melalui bahasa lisan maupun
bahasa tulisan. Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara
empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara.
Kegiatan menyimak berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa
seseorang. Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan.
Namun kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu memiliki perbedaan
pengertian.
1.2
Rumusan
Masalah
1.1 Pengertian
menyimak dan mendengar
1.2 Hakekat
menyimak
1.3 Tujuan
menyimak
1.4 Perbedaan
mendengar, mendengarkan dan menyimak
1.3
Tujuan
Penulisan
Untuk menyelesaikan salah satu tugas dari dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia dan memahami pentingnya menyimak dalam berbahasa Indonesia yang baik
dan benar.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Menyimak
Beberapa pengertian menyimak dari berbagai pendapat
para ahli yaitu :
1. Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa Menyimak merupakan suatu
proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2. Anderson (dalam Tarigan 1994:28) Menyimak adalah proses
besar mendegarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak
dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta
apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan 1994:28).
3.Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Menyimak (Mendengar,memperhatikan) mempunyai makna dapat menangkap
bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat pendengaran
kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita mendengar suara
itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi
datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik
perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses
menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran
4. Russel, Menyimak bermakna
memdengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. (Russell
1959)
5. Akhadiah (dalam Sutari, dkk.
1998:19) ialah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalamnya. Kemampuan menyimak dapat diartikan pula sebagai koordinasi
komponen–komponen kemampuan baik kemampuan mempersepsi, menganalisis maupun menyintesis.
6. Tarigan (1991:4) menyatakan bahwa
menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya.
7. Underwood, Menyimak ialah kegiatan
mendengar atau memperhatikan baik – baik apa yang diucapan orang, menangkap dan
memahami makna dari apa yang didengar.
8. Sabarti, Menyimak adalah suatu
proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya
9. Baver, Menyimak adalah
kemampuan seseoarang untuk menyimpulkan makna suatu wacana lisan yang didengar
tanpa harus menerjemahkan kata demi kata.
10. Urbana, Menyimak adalah
suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai kedalam pikiran.
11. Djago Tarigan, Menyimak dapat
didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dari
bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang
terkandung dalam bahan simakan. Menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar,
mendengarkan dan disertai usaha pemahaman. Pada peristiwa menyimak ada unsur
kesengajaan, direncanakan dan disertai dengan penuh perhatian dan minat.
12. Menurut Drs. Hanapi
Natasasmita, Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek
yang disimak.
Jadi, Kesimpulannya menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi
nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta
interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang
diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan
bunyi tersebut.
2.2
Hakekat Menyimak Sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa
Hakikat menyimak berhubungan
dengan mendengar dan mendengarkan, Subyantoro dan Hartono (2003:1–2) menyatakan
bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca
indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya
rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang
dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara
itu menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak
intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan lagi.
Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan
yang disimaknya. Menyimak juga mempelancar keterampilan berbicara dan menulis.
Semakin baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap
informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Menyimak bukan merupakan suatu
proses yang pasif, melainkan suatu proses
Menyimak
bukan merupakan suatu proses yang pasif, melainkan suatu proses yang aktif
dalam mengkonstruksikan suatu pesan dari suatu arus bunyi yang diketahui orang
sebagai potensi-potensi fonologis, semantik, dan sintaksis suatu bahasa.
Menyimak memiliki beberapa unsure dasar yang secara fundamental mewujudkan
adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak, yaitu: pembicara sebagai sumber
pesan, bahan simakan sebagai unsur konsep, dan bahasa lisan sebagai media.
Keempat unsur tersebut sangat berpengaruh dalam kegiatan menyimak. Selain
keempat unsur dasar tersebut, kualitas pelaksanaan kegiatan menyimak juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut adalah faktor
fisik, psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, lingkungan, dan
peranan dalam masyarakat.
2.3
Tujuan Menyimak
sebagai Aspek
Berbahasa
Tujuan utama dari menyimak yaitu Menangkap, memahami,
atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
1) Mendapatkan
Fakta
Pengumpulan
fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau
informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya
mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah,
percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman
sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan
pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang
diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan
membaca atau mengadakan eksperimen.
2) Menganalisis
Fakta
Fakta atau
informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan
antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa
yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman
menyimak dalam bidang yang relevan.
3) Mengevaluasi
Fakta
Tujuan ketiga
dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan
pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan
seperti antara lain :
a.
Benarkah fakta
yang diajukan?
b.
Relevankah
fakta yang diajukan?
c.
Akuratkah fakta
yang disampaikan?
Apabila fakta
yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan
penyimak maka fakta itu dapat diterima.
4)
Mendapatkan
Inspirasi
Adakalanya
orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan
untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain
semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang
yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan,
suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka
hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan
penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari
tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh
periklanan, salesman dsb.
5)
Menghibur
Diri
Sejumlah
penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau
percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah
letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya
pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang
mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu,
banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang
dibawakan Grup Srimulat.
6)
Meningkatkan
Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak
yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini
penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
a. Cara
mengorganisasikan bahan pembicaraan
b. Cara
penyampaian bahan pembicaraan
c. Cara memikat
perhatian pendengar
d. Cara
mengarahkan perhatian pendengar
e. Cara
menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
f. Cara memulai
dan mengakhiri pembicaraan.
Semua hal
tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah
yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara.
Menurut
Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain
sebagai berikut :
- Menyimak
untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
- Menyimak
untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada
penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang
diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
- Menyimak
untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat
menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur,
logis-tak logis, dan lain-lain).
- Menyimak
untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak
dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan
cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan
perdebatan).
- Menyimak
untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud
agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun
perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
- Menyimak
untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar
si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang
membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti.
Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa
asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
- Menyimak
untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang
pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
- Menyimak
untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu
masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan;
dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.
Tarigan (dalam Sutari, dkk. 1997:117–118) mengemukakan beberapa alasan yang
menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik, yaitu:
a. Pelajaran menyimak relatif baru
dinyatakan dalam kurikulum sekolah.
b. Teori, prinsip, dan generalisasi
mengenai menyimak belum banyak diungkapkan.
c. Pemahaman terhadap apa dan bagaimana
menyimak itu masih minim.
d. Buku teks dan buku pegangan guru
dalam pembelajaran menyimak sangat langka.
e. Guru-guru bahasa Indonesia kurang
berpengalaman dalam melaksanakan pengajaran menyimak.
f. Bahan pengajaran menyimak sangat
kurang.
g. Guru-guru bahasa Indonesia belum
terampil menyusun bahan pengajaran menyimak.
h. Jumlah murid per kelas terlalu
besar.
2.4 Hubungan
antar Aspek Menyimak dan Aspek Keterampilan Berbahasa
1. Hubungan antara Menyimak dan Berbicara
Menyimak dan
berbicara merupakan dua kegiatan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Dalam kegiatan sehari-hari menyimak (mendengarkan) dan
berbicara berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Kedua kegiatan ini merupakan
proses yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan sebuah media yang
disebut bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama, hubungannya adalah:
1.
Keduanya meupakan kegiatan komunikasi tatap
muka langsung dua arah.
2.
Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan
meniru.
3.
Kata-kata anak biasanya ditentukan oleh
stimulant yang ditemui.
4.
Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa
disekitarnya baik dirumah, sekolah atau
lingkungan masyarakat.
5.
Anak dapat memahami kalimat lebih panjang dan
rumit dari pada kalimat yang diucapkannya.
6.
Meningkatkan menyimak berarti meningkatkan
kualitas keterampilan berbicara.
7.
Ujaran anak baik dan benar bila terbiasa
menyimak ujaran yang baik dan benar.
8.
Berbicara dengan alat peraga membantu penyimak
menangkap informasi.
2. Hubungan antara Menyimak
dan Membaca
1. Keduanya
merupakan alat untuk menerima komunikasi.
2. Perbedaan
keduanya, menyimak menerima informasi dari sumber lisan, membaca dari sumber
tertulis.
3. Keterampilan
menyimak mempengaruhi keberhasilan membaca efektif.
4. Pengajaran
membaca disampaikan oleh guru secara lisan.
5. Anak
yang kesulitan membaca lebih banyak belajar dengan menyimak.
6. Menyimak
pemahaman lebih mudah diikuti oleh anak dari pada membaca pemahaman.
7. Kosakata
simak yang terbatas berkaitan dengan kesukaran membaca.
8. Ada
korelasi antara kosakata baca dan kosakata simak.
9. Terdapat
hubungan antara tujuan menyimak dan kegiatan membaca.
3. Hubungan antara Menyimak
dan Menulis
1.
Bahan informasi yang digunakan dalam menulis
didapatkan melalui kegiatan menyimak.
2.
Menyimak dapat menimbulkan kreatifitas menulis.
3.
Dengan melakukan kegiatan menyimak dengan baik
maka seseorang akan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah
penyimak dapat menulis dengan baik.
4.
Keterampilan menulis mendorong seseorang untuk
menggunakan kaidah berfikir dalam kegiatan menyimak.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Aspek menyimak merupakan aspek penting dalam berbahasa,
karena antar satu aspek dengan aspek lainnya saling berhubungan, seperti
menyimak dengan berbicara, menyimak dan membaca serta menyimak dengan menulis.
Jadi, Kesimpulannya menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi
nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta
interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang
diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan
bunyi tersebut.
3.2 Saran
Menyadari penulis masih jauh dari kata sempurna, hal ini
dikarnakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
heriisusantoo.blogspot.com/2013/11/hakikat-menyimak-sebagai-aspek.html?=i
dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2014/05/aspek-keterampilan-dalam.htm;?m=i