Rabu, 12 Oktober 2016

Makalah Bahasa Indonesia (Pentingnya aspek menyimak dalam berbahasa)



MAKALAH BAHASA INDONESIA
                                      


                                          
Aspek Menyimak dalam Berbahasa
    Dosen Penggajar: Shinta Anggreany SP, M.Si

 Disusun oleh:
 Nama: SINTIA DEVRIANTI
 NIM:  D1B016060




 FAKULTAS PERTANIAN
 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2016

 KATA PENGANTAR
                                                    
 Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahnya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “BAHASA INDONESIA”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia diprogram studi Agribisnis Fakultas Pertanian di Universitas Jambi. Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Mendalo, Oktober  2016
                   Penulis                 










                                                                                               
     DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………...………………………3
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………...4
1.1  Latar Belakang………………………………………………………..…….4
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………….…………….4
1.3  Tujuan Penulisan……………………………………………….…………...5
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………….……….5
            2.1 Pengertian Menyimak………………………………………………………5
            2.2 Hakekat Menyimak sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa……………...6
            2.3 Tujuan Menyimak sebagai Aspek Berbahasa……………………………….7
            2.4 Hubungan antar Aspek Menyimak dengan Aspek Lainnya………………...10
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………………12
            3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….12
            3.2 Saran…………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..13





BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan memberikan pengetahuan kebahasaan agar murid mampu menguasai Bahasa Indonesia dengan sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan ini maka pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Dari keempat keterampilan berbahasa yang dikemukakan, hanya menyimak dan mendengar yang akan menjadi perhatian dalam makalah ini karena pada umumnya pengetahuan diperoleh melalui keterampilan menyimak dan mendengar.
Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai suatu bahasa.
Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai dengan menyimak rentetan bunyi yang didengarnya, belajar menirukan, kemudian mencoba untuk menerapkan dalam pembicaraan. Setelah masuk sekolah, anak tersebut belajar membaca dari mengenal huruf atau bunyi bahasa yang diperlihatkan oleh guru sampai pada mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kegiatan menirukan bunyi-bunyi bahasa tersebut. Pada situasi ini, anak sudah mulai menulis. Demikian seterusnya sampai anak bisa mengutarakan isi pikiran melalui bahasa lisan maupun bahasa tulisan, dan mampu memahami isi pikiran orang lain yang diungkapkan melalui bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang. Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Namun kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu memiliki perbedaan pengertian.

1.2    Rumusan Masalah
1.1  Pengertian menyimak dan mendengar
1.2  Hakekat menyimak
1.3  Tujuan menyimak
1.4  Perbedaan mendengar, mendengarkan dan menyimak


1.3    Tujuan Penulisan
Untuk menyelesaikan salah satu tugas dari dosen mata kuliah Bahasa Indonesia dan memahami pentingnya menyimak dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar.


                                                                         BAB 2
    PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menyimak  
Beberapa pengertian menyimak dari berbagai pendapat para ahli yaitu :
1. Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2. Anderson (dalam Tarigan 1994:28) Menyimak adalah proses besar mendegarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan 1994:28).
3.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menyimak (Mendengar,memperhatikan) mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran
4.      Russel, Menyimak bermakna memdengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. (Russell 1959)
5.      Akhadiah (dalam Sutari, dkk. 1998:19) ialah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Kemampuan menyimak dapat diartikan pula sebagai koordinasi komponen–komponen kemampuan baik kemampuan mempersepsi, menganalisis maupun menyintesis.




6.      Tarigan (1991:4) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.
7.      Underwood, Menyimak ialah kegiatan mendengar atau memperhatikan baik – baik apa yang diucapan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar.
8.      Sabarti, Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya
9.      Baver, Menyimak adalah kemampuan seseoarang untuk menyimpulkan makna suatu wacana lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi kata.
10.  Urbana,  Menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai kedalam pikiran.
11.  Djago Tarigan, Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. Menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha pemahaman. Pada peristiwa menyimak ada unsur kesengajaan, direncanakan dan disertai dengan penuh perhatian dan minat. 
12.  Menurut  Drs. Hanapi Natasasmita, Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak.

            Jadi, Kesimpulannya menyimak adalah suatu  proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.

2.2 Hakekat Menyimak Sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa
  Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan, Subyantoro dan Hartono (2003:1–2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan lagi.


Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Menyimak juga mempelancar keterampilan berbicara dan menulis. Semakin baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Menyimak bukan merupakan suatu proses yang pasif, melainkan suatu proses          
Menyimak bukan merupakan suatu proses yang pasif, melainkan suatu proses yang aktif dalam mengkonstruksikan suatu pesan dari suatu arus bunyi yang diketahui orang sebagai potensi-potensi fonologis, semantik, dan sintaksis suatu bahasa. Menyimak memiliki beberapa unsure dasar yang secara fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak, yaitu: pembicara sebagai sumber pesan, bahan simakan sebagai unsur konsep, dan bahasa lisan sebagai media. Keempat unsur tersebut sangat berpengaruh dalam kegiatan menyimak. Selain keempat unsur dasar tersebut, kualitas pelaksanaan kegiatan menyimak juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut adalah faktor fisik, psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, lingkungan, dan peranan dalam masyarakat.                                  

2.3 Tujuan Menyimak sebagai Aspek Berbahasa          
 Tujuan utama  dari menyimak yaitu Menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
1)      Mendapatkan Fakta
            Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
2)      Menganalisis Fakta
            Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.
3)      Mengevaluasi Fakta
            Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
a.       Benarkah fakta yang diajukan?
b.      Relevankah fakta yang diajukan?
c.       Akuratkah fakta yang disampaikan?
 Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima.
4)      Mendapatkan Inspirasi
            Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
5)      Menghibur Diri
            Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
6)      Meningkatkan Kemampuan Berbicara
            Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
a.       Cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
b.      Cara penyampaian bahan pembicaraan
c.       Cara memikat perhatian pendengar
d.      Cara mengarahkan perhatian pendengar
e.       Cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
f.       Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan.
      Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara.
Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain sebagai berikut :
  1. Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
  2. Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
  3. Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
  4. Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
  5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
  6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
  7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
  8. Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.
            Tarigan (dalam Sutari, dkk. 1997:117–118) mengemukakan beberapa alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik, yaitu:
a.       Pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah.
b.      Teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak belum banyak diungkapkan.
c.       Pemahaman terhadap apa dan bagaimana menyimak itu masih minim.
d.      Buku teks dan buku pegangan guru dalam pembelajaran menyimak sangat langka.
e.       Guru-guru bahasa Indonesia kurang berpengalaman dalam melaksanakan pengajaran menyimak.
f.       Bahan pengajaran menyimak sangat kurang.
g.      Guru-guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran menyimak.
h.      Jumlah murid per kelas terlalu besar.
           

2.4 Hubungan antar Aspek Menyimak dan Aspek Keterampilan Berbahasa
      1. Hubungan antara Menyimak dan Berbicara
             Menyimak dan berbicara merupakan dua kegiatan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam kegiatan sehari-hari menyimak (mendengarkan) dan berbicara berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Kedua kegiatan ini merupakan proses yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan sebuah media yang disebut bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama, hubungannya adalah:
1.      Keduanya meupakan kegiatan komunikasi tatap muka langsung dua arah.
2.      Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru.
3.      Kata-kata anak biasanya ditentukan oleh stimulant yang ditemui.
4.      Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa disekitarnya baik dirumah, sekolah  atau lingkungan masyarakat.
5.      Anak dapat memahami kalimat lebih panjang dan rumit dari pada kalimat yang diucapkannya.
6.      Meningkatkan menyimak berarti meningkatkan kualitas keterampilan berbicara.
7.      Ujaran anak baik dan benar bila terbiasa menyimak ujaran yang baik dan benar.
8.      Berbicara dengan alat peraga membantu penyimak menangkap informasi.

2. Hubungan antara Menyimak dan Membaca
1.      Keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi.
2.      Perbedaan keduanya, menyimak menerima informasi dari sumber lisan, membaca dari sumber tertulis.
3.      Keterampilan menyimak mempengaruhi keberhasilan membaca efektif.
4.      Pengajaran membaca disampaikan oleh guru secara lisan.
5.      Anak yang kesulitan membaca lebih banyak belajar dengan menyimak.
6.      Menyimak pemahaman lebih mudah diikuti oleh anak dari pada membaca pemahaman.
7.      Kosakata simak yang terbatas berkaitan dengan kesukaran membaca.
8.      Ada korelasi antara kosakata baca dan kosakata simak.
9.      Terdapat hubungan antara tujuan menyimak dan kegiatan membaca.

3. Hubungan antara Menyimak dan Menulis
1.      Bahan informasi yang digunakan dalam menulis didapatkan melalui kegiatan menyimak.
2.      Menyimak dapat menimbulkan kreatifitas menulis.
3.      Dengan melakukan kegiatan menyimak dengan baik maka seseorang akan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah penyimak dapat menulis dengan baik.
4.      Keterampilan menulis mendorong seseorang untuk menggunakan kaidah berfikir dalam kegiatan menyimak.




BAB 3
       PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Aspek menyimak merupakan aspek penting dalam berbahasa, karena antar satu aspek dengan aspek lainnya saling berhubungan, seperti menyimak dengan berbicara, menyimak dan membaca serta menyimak dengan menulis.
 Jadi, Kesimpulannya menyimak adalah suatu  proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.

3.2 Saran
Menyadari penulis masih jauh dari kata sempurna, hal ini dikarnakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas  dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

heriisusantoo.blogspot.com/2013/11/hakikat-menyimak-sebagai-aspek.html?=i
dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2014/05/aspek-keterampilan-dalam.htm;?m=i